“Jam 12 siang kita ketemu di tempat biasa sayang, ada sesuatu yang harus kita bahas mengenai hubungan kita selanjutnya”.
“Baik mas, nanti mau berangkat aku hubungi ya!”.
*****
Mei berjalan dengan tergesa-gesa menuju tempat yang telah di tentukan, hatinya berdebar tidak karuan antara menahan rasa rindu dan rasa bersalah, bagaimanapun Mei sadar betul dia telah menghianati suami dan kedua buah hatinya begitu lama, ingin berontak tapi ada sesuatu yang selalu jadi penghalang, “Cinta“.
Cinta
Abu diantara hitam dan putih
Menjelma asa yang tak nyata
Hidup dalam kekosongan yang tak lagi ada
Memberi kehangatan dalam tabunya norma tua
Seakan hayalan yang tak lagi imaji
Nyata dalam ketiadaan
Adalah Mei, yang bisa menempatkan posisi sebagai istri dan ibu yang manis di rumah, sedangkan di luar dia bisa menjadi wanita yang sangat liar, nakal dan buas di atas ranjang.
Adalah Har, lelaki yang bisa membuat Mei menikmati cinta, yang tak bisa di berikan oleh suami Mei.
Adalah Fredy, lelaki tua yang kaya raya, menikahi Mei dengan cinta yang tulus, belum pernah menikah dan bukan pula lelaki yang gemar bermain perempuan, namun karena perbedaan usia, cinta mereka tak begitu terasa harmonis, cenderung melakukan semuanya tanpa rasa yang menggebu, terlalu datar untuk Mei yang ekpresif, dan suka petualangan-petualangan yang baru, untuk memuaskan sisa umurnya.
Dan ketika keadaan membuat Mei tak lagi merasa nyaman dalam sangkar emasnya, terlalu jenuh dengan kemegahan yang tak lagi dinikmatinya, hingga pilihan untuk bekerja di perusahaan suaminya, membuat dia bertemu dengan pacar lamanya, tanpa disengaja namun disukai keduanya.
******
“Mei aku tak bisa hidup seperti ini terus”
“hmm, udah deh jangan lebay mas, kaya anak ABG aja, hehehe, kita nikmatin aja yang ada sekarang mas, toh tak ada yang dirugikan, iya kan?”
“hmm, udah deh jangan lebay mas, kaya anak ABG aja, hehehe, kita nikmatin aja yang ada sekarang mas, toh tak ada yang dirugikan, iya kan?”
“kamu tega ya bilang seperti itu?”
“lho maksud mas?”
“memangnya aku bisa terus menerus seperti ini?, aku harus jauh dari anakku sendiri, dibesarkan dan di asuh tanpa sepengetahuanku, aku juga ingin melihat dia tumbuh Mei, aku ini ayahnya”.
Beberapa saat Mei terdiam, terpukul dengan ungkapan Har yang memang dia akui sendiri, keberadaanya berasama Har begitu terasa berkesan, saling pengetian, mencemburui sebagai tanda saling mencintai, saling membutuhkan, mengisi kekosongan Mei setiap harinya.
“Kita memang punya kehidupan sendiri-sendiri mas, kita tak bisa menghindari itu, mas kan tau aku sudah berkeluarga, capek lah mas kalo ngebahas masalah ini terus”
“jadi memang aku ini hanya selingkuhan saja untukmu Mei?”
Perkataan Har yang terdengar naik dua oktaf itu, spontan membuat Mei tertunduk, menyadari akan begitu sulitnya ia mengatakan semuanya, dan tiba tiba saja Mei meringis seperti merasakan sakit yang sangat didadanya,
“ah, Mas Har…Dadaku sakit…” dengan terbata bata dalam nafasnya yang terlihat sesak Mei berkata
“kamu kambuh Mei, sudahlah tenanglah aku ambil mobil dulu”.
Dengan segera Har berlari meninggalkan Mei yang terlihat sesak mengambil nafas, menuju tempat parkir untuk membawa mobilnya.
********
“Dimana aku?”
Pelan Mei membuka matanya, memandangi atap berwarna putih, menyapu pelan ke isi ruangan, putih.
“Mah, kamu sudah siuman”
Seorang lelaki menyapanya, sambil membuka lubang oksigen yang menutupi mulut Mei.
“Pah?, dimana aku, berapa lama aku disini”
“Udah dua hari pingsan mah, sudahlah istirahat saja, jangan banyak bergerak”
Dengan penuh kasih sayang fredy menaikan selimut yang ada di tubuh Mei, dan mengusap keningnya perlahan.
Sementara itu Mei terlihat meneteskan air mata, menatap sayu ke arah suaminya yang terlihat kelelahan, mungkin menjaganya selama ini, menemaninya di rumah sepanjang hari dan malam.
“Pah, aku mau minta maaf”
Disela tetesan air mata itu Mei berkata, dan kemudian ia berusaha untuk duduk, dan tanpa berkata kata Fredy membantunya , dengan mengangkat punggung Mei perlahan, kemudian ia duduk disampig Mei, menopang tubuhnya yang begitu lemas.
“Aku telah menyakitimu pah”
“Kenapa Mah?, ini kan sudah jadi kewajibanku sebagai suami menjagamu”
“Bukan itu pah, ada yang harus aku bicarakan diantara kita”
“maksudnya?”
Pertanyaan itu membuat Mei terdiam beberapa saat, mengatur nafasnya yang masih tersesenggal, mengatur nafas dan kata kata yang akan dikeluarkannya.
“pah selama ini aku berbohong kepadamu, aku telah menyembunyikan sesuatu darimu, dan aku tak mau di akhir umurku ini aku menyimpan kebohongan…” kata katanya terhenti karna di potong Fredy
“ah, sudahlah mah jangan dibahas tentang hal itu, lebih baik istirahat saja ya”
“tidak pah, aku harus jujur, selama ini aku berselingkuh, dan…..anak yang ada dalam kandungan ini adalah anak dia pah, bukan anak papah”
Terdiam kini keduanya, kepasrahan Mei tampak begitu tulus, sehingga tak takut akan respon apapun yang akan di dapatnya, Mei tak lagi meneteskan Air mata, matanya menatap kosong ke depan, tembok putih yang tak bernoda, tanpa gambar dan hiasan apapun, putih.
“Mah, aku sangat mencintaimu, tapi tak pandai mengungkapkannya, dan papa senang mama bisa merasa bahagia, papa tau semuanya dari awal mah, dan papa mengerti di sisa umur mama yang tak lama lagi, mama pasti ingin merasakan cinta yang tak mama dapatkan dari papa, papa ikhlas mah, asal mama bahagia, dan jika mau menikah denganya, papa juga tidak akan menahan mama, karna papa yakin Har juga orang baik, papa tau semuanya tentang Har.”
Tanpa di duga Fredy sebelumnya, Mei langsung memeluknya, dengan air mata yang keluar lebih deras dari sebelumnya, tak ada kata kata, tak juga terdengar tangisan yang mengiringi air matanya, hanya pelukan saja yang begitu keras, seakan mengejang, keras sekali hingga terasa sulit untuk fredy bernafas,
Perlahan namun pasti pelukan itu mulai melemah, semakin melemah hingga tak lagi terasa, dan tak ada lagi air mata yang menetes di pundak Fredy, tak terasa lagi pelukan itu, kini hanyalah Mei yang berada dalam pelukan Fredy, terdiam dan tak bernafas lagi.
*****
Usia janin yang baru 3 bulan itupun pergi menemani ibunya, Mei yang tak kuasa melawan penyakit jantung yang di deritanya.
******
******
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan sopan dan tidak Spam.... kalau tidak punya akun blogger silahkan pilih Name / URL isikan nama dan email juga bisa, atau kosongkan URL. Mohon maaf Live Link, langsung akan saya hapus.