Jarak yang menjauhkan kita, terlalu dini untuk berkata berpisah, tak ada alasan untuk saling tak menghargai, dintara keputusan mencari kehidupan dan penghidupan, ketika kesepakan itu didapat aku pun pergi dan pasti akan kembali.
Diantara ribuan kilometer yang terlewati, namamu selalu hadir dalam doaku, tak pernah terganti dan tak ada niat mengantikannya, kau selalu menjadi yang pertama, seperti yang aku katakan sebelumnya, kau adalah satu ketika yang lain setengah dihatiku.
Penerbangan ini bukanlah yang pertama untukku, tapi terbang meninggalkanmu adalah yang pertama untukku, dan aku berharap ini adalah penerbangan terakhirku untukmu.
Pintaku saat ini, aku ingin kamu duduk manis disana, menungguku yang pasti akan kembali.
********
Kau terlalu pendiam kini, kau tak pernah berkata apapun kepadaku, kau terlalu membisu ketika aku suarakan tangis yang keras, diantara kesedihan yang tak lagi dapat kusembunyikan.
Dimana dirimu yang dulu?, aku rindu itu, aku tak tahan untuk mendengarmu tertawa, melarangku berbuat apapun yang tak kau sukai, dimana kau yang kurindukan itu?, kau terlalu pendiam saat ini.
Maafkan aku sebelumnya, waktu itu aku tak membalas semua pesan darimu, aku terlalu sibuk hingga tak aku perdulikan lagi namamu memanggil, dalam layar handpon yang kini bergandengan, milikku dan milikmu yang tak akan terpisahkan lagi, aku janji itu!.
Seperti namamu di milikku, “Cinta abadi” sebagai kenangan darimu, adalah namamu yang kau tambahkan “Abadi” disana, sebagai doa kita kan selalu abdai dalam namamu “Cinta”
Cinta!, maafkan aku, aku tak tau beberapa panggilan tak terjawab itu adalah panggilan terakhirmu, aku memang disibukan deadline dan permintaan pasar yang antri menunggu, menumpuk hingga aku tak sempat berikan kabar padamu.
Kau memang terlalu rese saat itu, membuatku jengkel dengan alasan yang tak jelas, kau selalu meminta perhatian lebih yang tak bisa kuberikan, seperti keinginamu yang kuat, hingga tak kuberikan kabar saja menjadi masalah yang besar, tak menanyakan kabarmu pun menjadi keributan yang sangat, kau terlalu sensitif saat itu.
Saat-saat terakhir itu, kau memang mengujiku dengan segalanya, sesuatu tentang kebersamaan, walau dalam jarak yang berbeda, namun aku tak tau asma itu begitu parah merajangmu, dan kau tak bilang saat itu adalah waktu yang istimewa, dimana kaurasakan Asma paling parah dalam hidupmu, paling sakit diantara semua waktu yang kau lewati, terlalu sakit hingga tak dapat kau pertahankan nafasmu berhembus.
Seandainya aku tau saat itu adalah saat yang terakhir kau memanggilku, pasti aku akan segera pulang, meninggalkan mereka yang seperti kukatakan sebelumnya, kau adalah satu ketika yang lain setengah dihatiku.
********
Tangisku diatas kubur
Memeluk nisan yang tak bisa berkata-kata
Tertulis namamu yang dulu menghiasi panggilan di milikku
“Cinta abadi”
………..
Seandainya aku masih bisa berjanji
Aku kan menerima semua panggilan itu
Tak akan kulewati seperti kemarin dan hari sebelumnya
………..
Dan aku mau kau berjanji berikan penjelasan
Ketika sakit itu merajang lebih parah
Menyesakkan nafasmu hingga tak dapat kau pertahankan
Hanya hembusan yang terakhir dan tak pernah kau menghirupnya kembali
Membawamu dalam keabadian
Memberiku tinta emas yang tertulis dihatiku
Kau akan selalu abadi di alam sana
kau juga akan selalu abadi dihatiku
………..
Cinta
Berikan aku sebuah mimpi
Hadirlah kau disana tuk berbicara
Bahwa aku mendapat maaf yang ku pinta ini
Yang bersujud dalam peristirahatanmu
Memeluk nisan pertanda dirimu diam dalam keabadian
Mampir dan membaca ttg Cinta dan Abadi. Makanya... kalau ada sms berkali-kali itu coba tolong dibaca dan dibalas. Telp juga mohon diangkat. Ini akibatnya kalau cuek saja! *eh? malah jadi ngomel, haha..
ReplyDeleteeh ada mak bunglon hihiihi..iya nih datang datang malah ngomel ngomel hihihi. sdangkan si cinta aja dia udah aada disana diam dalam kebadaian dan gak ngomel ngomel lagi hihihiih
ReplyDeleteKolab ama siapa aja, Mas...???
ReplyDeletesaya kolab sama iin aiy-aiya, Granito Ibrahim, youly chang dan Daveena.
ReplyDelete