Home » » Masa Lalu dan Masa Depan yang Menakutkan

Masa Lalu dan Masa Depan yang Menakutkan


“Ayah”  Sosok yang Aku kagumi dan aku benci dari dulu, sekarang dan masa yang akan datang, akan kesabarannya, bijak, demawan dan kebiadabannya.
…………………………………..
Dua jam perjalanan ini terasa sungguh melelahkan,,,, sungguh sangat melelahkan, rasanya masih di sini saja dari tadi..jakarta…jakarta…memang terlalu banyak kendaraan…orang nyebrang sembarangan, mobil mobil yang ga sabaran bunyiin klakson,…eh rupanya di depan kemacetan tadi ada beberapa angkutan yang berhenti agak ke tengah jalan…ah sudah lah yang pasti ini adalah perjalan terakhirku, karena pasti nanti di Desa tempat tujuanku, aku tidak akan mengalami kemacetan seperti ini lagi.
Lelaki disampingku ini memegang stir nampak konsentrasi sekali, sabar… dengan kepulan kepulan asap roko yang segera ia matikan ketika melihat aku menutup hidung dengan ujung kaos di leherku. Sesekali aku melihat roman wajahnya ketika ada penyebrang jalan yang tidak melihat kekiri dan kekanan,,upsss… jika saja remnya tidak cepat diinjak tentu dia akan tertabrak,tapi sang pemegang stir ini hanya menggelengkan kepalanya saja….”Ayah”
Beberapa menit setelah melewati gerbang tol, barulah aku bisa sedikit menikmati perjalanan ini, tidak ada lagi penyebrang jalan sekarang dan tidak lagi ada angkutan yang menepi sembarangan. Suara tip mobil ini semakin samar kudengar, menghilang sepi…diiringi hembusan angin dari jendela di sebelah kiriku yang sedikit terbuka….sesaat setelah merubah posisiku menghadap ke Ayahku… dan…semuanya tak kurasakan lagi…
“Bangun….. bangun….” itu yang aku dengar dan beberapa kata lain yang tidak sempat Aku mencernanya, dan aku tersadar tepat saat melihat Ayahku membuka pintu di sebelah kanannya sambil berkata.”ayo kita makan dulu”, Akupun bergegas nerapikan lipatan lipatan baju kaos, menepuk-nepuk jeansku, melihat ke kaca sebantar, dan setelah menutup pintu langsung mengikuti ayah yang menunggu untuk masuk ke sebuah Restoran dengan beberapa mobil terparkir di halaman depannya.
Daftar menu yang ada tidak membuatku tertarik untuk memlihnya, dan akhirnya Aku mengikuti saja apa yang Ayah pesan. Selesai membayar semua yang kami makan, Ayah membawaku ke sebuah Mini Market di samping Restoran tersebut dan membeli semua kebutuhanku termasuk Sikat Gigi dan Makanan ringan yang biasa Aku makan sebagai cemilan.
………………
Beberapa jam perjalanan dilalui dan akhirnya sampai juga Kami di Desa kecil ini, hanya ada beberapa rumah yang menjadi tetangga dekat Kami, dua di sebrang jalan rumah, dan satu lagi telah Kami lewati tadi sekitar 20 meter dari Rumah Baru Kami.
Rupanya sudah ada yang menunggu, karena ketika kami membuka pintu mobil..ada seorang perempuan setengah baya yang menghapiri, Dia keluar dari Rumah Baru Kami..
“kenalkan ini Bi Isah, dia yang akan membantu Kita Rumah Baru ini” kata Ayahku sesaat setelah menutup pintu mobil. Diapun langsung berjalan perlahan dan menghilang di telan pintu Rumah Baru Kami, yang sepertinya ini adalah Rumah terbesar dari beberapa Rumah yang Kami lalui di Desa ini.
“Tidak usah Neng biar Bibi saja yang bawa!”.kata Bi Isah sambil merebut beberapa barang dari bagasi yang hendak Aku bawa ke Rumah.”ayo istirahat saja Neng”.ujarnya tanpa melihat ke arahku
“Berapa Bulan Neng”..,
Aku yang hendak menuju rumah tertegun sejenak…melihat ke perutku…dan melihat wajah Bi Isah yang langsung kembali dengan kesibukannya, mengangkat barang dari bagasi.
Kenapa Dia bertanya seperti itu? ingin rasanya Aku tidak pernah mendengar pertanyaan seperti tadi….itu adalah sebuah pertanyaan yang menghantuiku selama ini…itu adalah pertanyaan yang membuatku pindah ke Rumah baru ini…. Desa kecil ini…itu adalah pertanyaan yang membuatku keluar Sekolah,pertanyaan yang mebuatku terasing dari Teman sepermainanku,…pertanyaan yang tidak pernah Aku inginkan.
Dan akupun bergegas masuk ke Rumah tanpa menghiraukan pertanyaan Bi Isah yang sibuk membawa barang barang Kami dari bagasi.
…………………………………
Malam semakin larut,kesunyian yang kurasakan sejak sore tadi kini semakin sunyi,,,sunyi dari suara kendaraan, sunyi dari suara Orang berjalan, sunyi dari suara barang elektronik, sunyi dari kehidupanku satu hari sebelumnya…hanya suara Binatang malam yang kini menemaniku,..
Mungkin karena Aku tertidur lama di perjalanan, yang membuatku tetap terjaga selarut ini, dan kebisaan itu memang dari dulu sejak Aku kecil, Ayah bilang Aku pasti tertidur ketika dibawa kemanapun sewaktu kecil,asal kaca jendelanya terbuka sedikit dan membiarkan hembusan angin membawaku terlelap…
Tapi sepertinya, akhir akhir ini, memang aku susah sekali tertidur, terlalu banyak pikirankah?,,,.biarlah nanti juga pasti tertidur….
“Nisaa!!!…..Nisaaa!!! buka pintunya”….Aku terperanjat mendengar suara di depan pintu kamar.”ya Ayah” jawabku sambil menghampiri dan membuka kunci tanpa membukakan pintunya…
baru beberapa langkah berjalan menuju ke ranjangku, pintu sudah terbuka…
“kenapa ga ditutup jendelanya”…ujar Ayah sambil menuju jendela “nanti masuk angin kamu Nisa..lagian banyak nyamuk yang masuk”,ujarnya setelah menutup jendela.
“jangan melamun terus Nisa”. kata Ayahku seraya duduk di sampingku di springbad baru yang masih terbungkus plastik transparan.
“sudahlah. jangan banyak pikiran lagi…disini tidak akan ada lagi Temanmu yang mencemooh,..dan Kamu akan memulai hidup baru disini”. katanya sambil mengusap usapbahu sebelah kananku…
Entah apa lagi kata katanya…entah apalagi pepatah yang ia berikan padaku,…karena begitu banyak yang ia katakan,begitu banyak yang ia ungkapkan,,begitu banyak yang ia lakukan…..sangat banyak…. begitu banyak….terlalu banyak hingga akhirnya dua jam tlah berlalu…
Kini akupun kembali ditemani suara Binatang malam… dan suara dengkuran Ayahku di kamar sebelah..
Hari menjelang pagi, kini Aku berada di dekat jendela yang kubuka beberapa menit yang lalu..memandangi langit yang mulai terlihat ke kuning kuningan…sesekali aku melihat kelelawar diantara sinar yang perlahan lahan semakin terlihat jelas….semakin menguning hingga akhirnya memaksaku menutup jendela karena sinarnya yang menyilaukan mataku,,,dan akupun tertidur ketika mulai mendengar seseorang yang ku yakini itu adalah Bi Isah modar mandir di Ruang tengah dan Dapur,..
Mendengar Aku membuka jendela bi isah yang sedang menyapu halaman belakang tepat di depan jendela kamarku segera berhenti, seraya berkata “Neng sarapannya sudah dingin lagi,,Bibi masakin telur saja ya!?”..tanpa menungu jawabku iapun langsung masuk lewat pintu belakang.
selesai menyikat gigi dan cuci muka Aku menghampiri bi isah di dapur.
“bapak tadi pesan buat Neng, katanya Bapak mau ke Jakarta lagi pulangnya Sabtu depan, tadi ga sempat pamitan dulu karena Neng masih tidur pulas”..kata Bi Isah disela memasak telur…”ya udah ga apa apa Bi?…kataku sambil meliat liat ke halaman belakang..
“ini telornya neng, itu tadi bibi juga ada masak sayur kacang dan lain lannya”,katanya setelah melihatku membuka penutup makanan di meja makan.
“ayo Neng yang banyak ya makannya” seraya mengambilkan Nasi untukku. “sudah Bi cukup segitu aja”.kataku yang melihat Bi Isah mau menambahkan lagi nasinya..
“ayo Neng tambah lagi”..katanya ketika melihat aku hampir menghabiskan makanan di piringku…”sudah Bi cukup ini”
“ayo tambah lagi ya Neng, ini kan buat si Jabang Bayi bukan Neng saja dan…..”
langsung ku telan semua makanan yang ada di mulutku..dan membentak
“Bi Isah!!!!
“siapa bilang saya hamil!”
“tau dari mana kalo Saya hamil”
“Saya tidak hamil”
Bentakanku menghentikan kata kata Bi Isah, dan Bi Isah terteguh menatapku keheranan,,dan Akupun menunduk, seraya terlihat ke perutku yang memang tidak bisa disembunyikan lagi kalo aku hamil,,ya aku memang hamil 5 bulan,,,kehamilan yang tidak pernah Aku menginginkannya,, hamil yang seharusnya jadi anugrah,,kehamilan yang kini mengantarkanku di desa kecil ini, kehamilan yang tlah membuatku membentak Bi Isah sekarang ini.
Akupun bergegas menuju kamar, meninggalkan sisa makanan, sendok dan garpu yag sempat di banting,. kini tinggallah bi isah dan beberapa remahan nasi diantara sendok dan garpu di meja makan.
……………
“maafkan Bibi ya Neng…..”…
kudengar Bi Isah berkata sambil mengetuk pintu kamar perlahan , dan masih banyak kata katanya yang semuanya tidak mau aku dengar,,,..
………………
………………
Dua Tahun telah berlalu,,…
Kini aku tidak lagi tidur terlalu larut,,kini aku tidak lagi membuka jendela sepanjang malam,,,kini aku tidak lagi mengandung,,,kini aku tidak lagi takuk orang bertanya…. “berapa bulan?”…kini aku tidak lagi bersama Bi Isah,,, kini aku bersama Satria..,,,,Satria yang tampan,,,,Satria yang lucu,,Satria yang bawel,,Satria yang baru belajar berjalan.
lucu sekali melihatnya berjalan tertatih,berbicara dengan nada nada yang tidak begitu dapat dipahami…. sungguh menyenangkan,menghibur, melupakanku akan masa lalu, melupakanku akan kesedihan,ketakutan, dan semua permasalahanku Dua Tahun ke belakang.
Ya… Dia memang melupakanku juga bagaimana nanti harus ku jelaskan kepadanya?…siapa Ayahnya?..bagaimana Ayahnya?,,,dan dimana Ayahnya sekarang?
Memang sesekali ketakutan itu muncul juga, ketakutan yang melebihi ketakutan Dua Tahun yang lalu,,ketakutan akan sebuah pertanyaan dari Satria…”ayah”
Haruskah aku pindah ke tempat yang lebih terpencil dari sini?….haruskah aku menghindari semua orang,,,semua manusia…haruskah aku hidup berdua saja bersamanya..bersama Satria….agar kelak ia tidak akan tau apa artinya “ayah”
Ayahya…siapa Ayahnya?…dan jawaban itulah yang dulu sempat membuat Bi isah mendorongku dari pelukannya,,,jawaban itulah yang membuat Bi Isah meninggalkanku…..jawaban itu yang membuat Bi Isah lari ketakutan…jawaban itu yang membuat Bi isah tidak pernah kembali….
Saat Aku menatap Satria tertidur ketakutan itu selalu menghantuiku…bagaimana jika Dia tau yang sebenarnya,,akankah Dia mengakuiku lagi sebagai Ibunya?…bagaimana harus ku jelaskan kepadanya,,,dari mana Aku harus memulai?”ayah”
Bagaimana harus kujelaskan bahwa Ayahnya adalah Ayahku juga……bagaimana harus kujelaskan semua ini?…..

1 comments:

  1. Informasinya menarik sekali,menambah wawasan ilmu bagi saya.Terimakasih ya

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar dengan sopan dan tidak Spam.... kalau tidak punya akun blogger silahkan pilih Name / URL isikan nama dan email juga bisa, atau kosongkan URL. Mohon maaf Live Link, langsung akan saya hapus.

.