“Sehebat apa dirimu berdiri?, sehingga makna kebesaran itu seakan hadir mengiringi setiap langkahmu yang terlihat angkuh, berjalan dengan segenggam muak, yang sesakali nampak jelas dari moncongmu yang bergincu itu, seakan pasti seolah nyata, kau adalah sosok yang selama ini tumbuh mengisi kebencian di jiwaku”.
“Aku selalu disampingmu yang tak kau hiraukan teriak dan rintihanku, aku tahu! kau tak tuli dan bisu, tapi mata busukmu selalu membuatku ingin membakarmu”
“Apalah artinya kehadiran, ketika kau lebih disibukkan dengan memindah saluran televisi murahan itu, dan ketika kau lebih tergoda untuk bicara pada handpon yang entah siapa itu?, sudahlah aku muak dengan segalanya, kau terlanjur menuai kebencian dengan sikapmu sendiri”.
“Kau tak pernah mau mengerti apa yang ku rasakan, sore itu kau menerima telepon dengan wajah yang sangat memuakkan. Ya!, aku cemburu, saat kau berkata “kangen”, saat ku tanya siapa kau hanya menjawab “teman” tapi mata busukmu tak mampu berbohong sayang”
“lalu!, siapa yang kau bilang cinta dalam diary usangmu itu?.dengan tanggal yang aku yakini kita saling melempar caci maki di hari itu?, bukankan kamu yang memulai suasana rumah ini tak lagi bergairah, kau juga yang membuatku berpaling mencari ketenangan yang lain”.
“lancang kau buka diaryku!, apakah dengan memiliki aku, kau bisa berhak ikut campur dalam urusan pribadiku?, aku seperti ini juga karena perhatianmu yang semakin pudar, perhatian yang sudah ternoda dia yang kau sebut “sayang”, aku muak dengan ocehan dan tuduhanmu itu”
*******
Tak ada suara lagi diantara keduanya, Resta dan Vivian kini terdiam, sedikit lebam dipipi Resta adalah balasan dari beberapa benturan keras kepalan tangannya, kepada Vivian yang kini tergeletak di sisi ranjang, dengan spray merah muda itu, percikan darah dari keduanya seakan pelengkap luka yang menganga, mengalir perlahan diantara ruangan yang dihiasi poster the virgin, di tembok sebelah kirinya.
Resta menutup matanya perlahan, dengan ringisan kecil sebagai penawar sakit tusukan gunting di perut sebelah kirinya, dan Vivian tak sadarkan diri beberapa detik sebelum Resta menatapnya, dengan pandangan yang semakin lama semakin samar, dan Resta pun menyusul ke alam yang tak dia sadari.
******
******
Lima tahun berlalu, kini tak terlihat lagi percikan darah yang dulu bercecer di kamar itu, tak ada lagi kedua manusia yang saling membenci itu, tinggallah kini sepasang suami istri yang terlihat santai menikmati hari minggunya, dengan teh hangat yang tersedia di meja bertaplak putih.
Didekat jendela besar itu mereka menatap keluar, bercengkrama dengan beberapa kecupan kecil dipipi istrinya, ditemani suara burung yang beterbangan di depan rumah mereka, Nampak jelas dari kamar itu yang berada di lantai dua.
“siapa itu Re?” suaminya berkata sambil menunjuk keluar, terlihat sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat didepan gerbang rumah mereka.
“siapa ya?, coba liat dulu deh mungkin mereka mau bertamu ke rumah kita” ucapnya dengan pandangan meminta agar suaminya menuju keluar, memastikan siapa yang ada disana.
Tanpa berkata-kata suaminya beranjak, dan istrinya memperhatikan dengan seksama, ke arah mobil yang kini terlihat seseorang keluar dari pintu sebelah kanan, kemudian berjalan menuju sisi sebelah kiri pintu gerbangnya, lalu sosok lelaki itu terlihat memencet bel yang ada di pilar pintu gerbang.
Tak lama kemudian terlihat suaminya menghampiri, berbicara pada lelaki itu sebentar, kemudian membuka pintu gerbang, lelaki itupun kembali ke mobilnya, dan setelah gerbang terbuka sempurna, mobil itupun memasuki halaman rumahnya perlahan, kini entah apa yang terjadi, karna mobil itu tertutup kanopy yang ada di loteng, tepat di hadapannya duduk sambil menikmati teh buatannya sendiri itu.
Beberapa saat berlalu perempuan yang masih duduk didepan jendela, menunggu suaminya yang mungkin masih ngobrol dengan tamu yang baru datang, karena terlalu lama, kemudian iapun berniat untuk menghampiri mereka, sekedar menawarkan minuman seadanya.
Namun , sebelum ia membalikkan badan ia dikagetkan dengan suara seseorang yang ada di belakangnya, suara yang sangat ia kenal, suara yang dulu pernah bersamanya setiap hari, suara yang tak mungkin dia lupakan.
“Resta…..” suara terdengar ragu berucap.
“Vivian” sebelum melihat ke arah suara itu Resta berguman, dan kemudian ia membalikkan badan, tepat satu langkah darinya perempuan yang dulu menjadi pacarnya itu berdiri.
Terdiam sejenak keduanya, dan akhirnya seakan sepakat mereka saling berpelukan, tangis diantara keduanyapun terdengar, diantara ruangan yang dulu ditempatinya bersama, dan terakhir terjadi saling tikam diantara keduanya.
“maafkan aku Resta…..” Vivian berkata, setelah beberapa menit dalam pelukan, dan kini dia melepaskan pelukan itu perlahan.
“aku juga, maafkan aku, sukurlah kamu selamat”, Resta berkata dengan air mata yang masih mengalir di pipinya.
Keduanyapun kini duduk didepan jendela itu, tempat Resta dan suaminya tadi menikmati indahnya sore yang cerah itu, mereka seakan tak peduli dengan masing masing suaminya yang ada di bawah ruangan itu.
“Re!, aku ingin meluruskan masa lalu kita” sambil menatap Resta Vivian berkata.
“Maksudmu?” setengah terperanjat Resta bertanya.
“Tidak Re!, aku tidak ingin kembali seperti dulu lagi, aku sudah insyaf, dan aku senang kamu juga sudah menikah dengan seorang lelaki, aku kini mensyukuri, dulu kita sama-sama berselingkuh, dialah yang dulu menjadi selingkuhanku, dia yang kini menjadi suamiku” dengan mata memerah dan sesekali meneteskan air mata Vivian berkata.
“oooh…aku juga Vi, aku mensyukuri perselingkuhanku itu, aku memang sudah tidak ada perasaan sesat seperti dulu lagi……….” Dengan perasaan lega Resta berkata, dan kemudian dia melanjutkan lagi kata-katanya, dengan perasaan yang bahagia.
Keduanyapun semakin larut berkata-kata, hingga akhirnya merekamemutuskan untuk turun menghampiri suami mereka, yang masing-masing sudah tau akan kisah mereka terdahulu.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan sopan dan tidak Spam.... kalau tidak punya akun blogger silahkan pilih Name / URL isikan nama dan email juga bisa, atau kosongkan URL. Mohon maaf Live Link, langsung akan saya hapus.