Beragam budaya yang ada di Indonesia, memang sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk di simak, keadaan tersebut memang menjadi salah satu budaya nasional, dan tak akan berhenti berinovasi tergantung dari kebiasaan dan kreatifitas para penyajinya.
Sebut saja secara garis besar keaneka ragaman tersebut berawal dari bahan baku, yang tersedia dengan berbagai jenis di dalamnya, dan hal inilah yang melatar belakangi tulisan ini menjadi ide penjelajah “nakal” untuk berbagi cerita. Adapun bahan baku yang langsung menjadi salah satu ciri khas budaya dalam penyajian makan tersebut adalah seperti yang akan di ceritakan di bawah ini.
Pertama, tumbuhan yang ada di Indonesia memang beraneka ragam, namun entah kenapa khusunya di daerah jawa barat (sunda) tumbuhan itu menjadi salah satu ciri juga dalam menghidangkan makanan, sehingga istilah lalaban sepertinya menjadi ciri khas yang kental sekali untuk mereka.
Di tempat lainpun memang biasa disajikan makanan dengan aneka lalaban tersebut, namun buat masyarakat Jawa barat memang itu sudah menjadi ciri khas, dan tak bisa di pungkiri layak mendapat julukan “orang sunda makan segala jenis dedaunan, bahkan seandainya Daun jendela itu lunak ,maka tentu saja akan di makan mereka“
Berikutnya dan ini adalah yang kedua, dimana Indonesia yang terdiri dari pulau pulau yang begitu banyak diantara luasnya lautan yang menglilingi, dan dari sinilah khususnya orang Bugis yang erat kaitnnya dengan ikan, hingga menu dalam kesehariannya biasa selalu ada Ikan sebagai pelengkap makanannya.
Kebiasaan makan ikan khususnya dari laut itu memang menjadi s hingga pernah mendengar istilah dari mereka “Kami makan semua yang ada di laut, dan seandainya batu karang dan perahu perahu itu lunak, pasti akan kami makan juga“, dalam hal ini tentu saja semua penduduk dimanapun pasti bisa mmakan ikan laut, sama halnya dengan lalaban, siapapun termasuk orang Bugis pasti bisa memakannya. namun demikian ini hanyalah kencenderungan saja hingga memiliki istilah tersebut.
Berikutnya dan ini adalah yang paling terakhir dengan Istilah “kami memakan semua binatang berkaki empat, dan seandainya meja itu lunak pasti kami akan memakannya“. dan inilah yang paling unik dari sebelumnya, karena ternyata disini semua binatang dimakan bahkan hingga binatang yang belum pernah kita bayangkan sebelumnyapun dimakan juga.
Dalam hal ini kebiasaan mereka menyantap makanan memang memiliki keunikan tersendiri yang membuat Penjelajah “Nakal” tercengang, karna selain makanan pada umumnyya yang biasa di makan, ada juga makanan khusus yang jarang di temui di tempat lain seperti halnya Tikus Pohon, Anjing, Babi dan yang paling unik adalah Kucing.
Di daerah Menado, Tusa atau Kucing memang tidak tersedia di semua rumah makan, Kucing memang belum sepopuler Anjing dan Babi dalam sebuah hidangan, dan “kucing” dalam bentuk hidangan apapun sepertinya susah sekali untuk kita temui, di restoran manapun di Indonesia.
Di daerah lain seperti halnya soppeng, ada juga makanan unik, yaitu memakan kelewawar, namun demikian belum ada yang mengungkapkan “Kami memakan segala mahluk bersayap, dan seaidanya pesawat terbang itu lunak pasti dimakan pula”, entahlah jika di daerah lain di Indonesia ada yang mengklaim kata kata tersebut.
Demikianlah ketiga keunikan istilah dalam kuliner yang ada di Indonesia ini, yang dipaparkan dalam Perspektif Penjelajah “Nakal”, dan dalam hal ini tidak ada maksud untuk menyudutkan, atau membongkar sesuatu apapun, ini hanyalah keinginan untuk berbagi cerita, tentang pengalaman dalam menemukan sesuatu yang baru sebagai bekal pengalaman di masa yang akan datang.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan sopan dan tidak Spam.... kalau tidak punya akun blogger silahkan pilih Name / URL isikan nama dan email juga bisa, atau kosongkan URL. Mohon maaf Live Link, langsung akan saya hapus.