Home » » Diantara Zinga Poker, Pekerjaan dan Keluarga

Diantara Zinga Poker, Pekerjaan dan Keluarga





Sejak mengenal Facebook dari temanku beberapa tahun yang lalu aku mulai terbiasa dengan dunia internet, dan ketika permainan game online ini mulai merasukiku, aku semakin terlena dibuatnya, hingga tekadang  dalam seminggu waktu kerjaku, pasti ada saja  Satu Dua hari ijin atau bolos, karena bangun kesiangan, atau tidak sempat tidur semalaman.”Hmmm..permainan yang cukup mempengaruhi pola hidupku

Pada dasarnya Aku bukan orang yang gemar bermain kartu, bertaruh atau berjudi, namun dalam permainan ini aku mendapatkan sesuatu yang baru, berinteraksi dengan orang, baik dari dalam dan luar negri, ngobrol kesana kemari, cekikikan, tersenyum hingga terbahak, “wah!, mantap sekali game ini“, sambil bermain sambil belajar, setidaknya aku bisa melancarkan bahasa Inggrisku walaupun hanya sebatas tulisan.

Terlepas menang atau kalah,  setiap hari aku selalu menyempatkan waktu untuk bermain, dan beberapa kawanku pasti menunggu disana,  entah memintaku beberapa cip untuk modal ataupun sebaliknya, “ah… Biarlah namanya juga uang boongan“, begitu pikirku, “yang penting eksis aja deh“.

Kesenangan itu, kata eksis itu, permainan itu mulai berubah, saat Aku mengenal meja dan taruhan yang besar, modal yang lebih besar dan adrenalinpun terpacu sangat besar, sehingga semua itu mendorongku untuk membeli modal, karena bisa memancing pendapatan yang lumayan, ” lagian modalnya juga cuman sepuluh atau dua puluh ribu saja“, namun pada akhirnya hitungan itu pun, mencapai satu juta rupiah dalam sekali pembelian.

Suatu ketika istriku mulai mencemburui game ini. Ya, bagaimana tidak, waktu yang biasa kami habiskan bersama kini mulai tersita oleh game ini, tak heran mereka pergi berenang, berbelanja, nonton tv bahkan berangkat sekolah tanpaku, mereka mulai merasakan aku memiliki keluarga yang baru, mereka mulai merasa di duakan, mereka adalah istri dan kedua anakku.
Kecemburuan mereka semakin menjadi, saat mengecek saldo di Atm ku tlah terkuras habis, hingga hanya dapat mengeluarkan satu lembar saja.”wah.. Aku sudah mulai keterlaluan nih, sangat keterlaluan lebih tepatnya

Pah, Mana Uang belanja Bulan ini, Uang semeteran Ayuni, Uang jajan dan kebutuhan lainnya” ocehannya tak sampai disitu istriku satu satunya ini selanjutnya ngomel ngomel terus, dan itu memang sering sekali dilakukan dalam beberapa bulan ini, hingga pernah memintaku menceraikannya, “Paling bercanda dan ancaman palsu saja“, pikirku, karena mana mungkin minta cerai, udah tua begini, lagian anak aja udah kelas Empat ko .

Beuh!”, aku sampai lupa, udah dua hari ga masuk kantor, padahal kemarin kan tanggal dua, aku lupa gajiku belum diambil.

Omelan omelan Istriku itu kuladeni saja, namun entah apa yang dikatakannya, dan entah apa juga yang Aku katakan, karena aku menjawab sambil bermain game kesukaanku,”besok juga omelannya pasti berhenti

Besok harinya ketika menngambil bayaranku di kantor, personalia memberiku Surat Peringatan, “yah, aku sudah ngerti“, memang udah dari Bulan kemarin dia memanggilku, tentang pekerjaanku yang masih belum beres, jarang masuk kerja, ketiduran di kantor dan lain sebagainya,”ok lah, besok sih rencannya aku mau berubah

Pulang Kerja Aku membeli jeruk dan anggur kesukaan Ayuni dan istriku, tak lupa yang jadi rutinitasku tiap bulan, Aku membeli coklat buat Yuda yang masih duduk di kelas Satu Sekolah Dasar, setelah itu Aku langsung ke rumah.

Setibanya di rumah aku langsung menyimpan barang bawaan di meja ruangan 
keluarga, dan Langsung menuju kamar untuk menyalakan komputer. “seharian ga main kangen juga nih“.

Adzan Magrib berkumandang, tak berasa waktu berlalu, dan kemudian di sambut dengan Adzan lagi, Aku masih bermain,”lagi hoki hokinya nih, seru abiiiis“.

Beberapa jam berlalu perutku mulai terasa keroncongan, Aku memanggil Ayuni, karena beberapa panggilanku pada Istriku ga mendapat balasan, namun Ayuni juga sama, aku baru sadar memang aku sendirian di Rumah. “kemana mereka perginya?”

Jam menunjukkan jam Sepuluh malam, aku cari di ruangan TV, di kamar Ayuni dan Yuda ga ada juga, aku mulai mencari handponku untuk menelpon,”pulsa yang anda miliki tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini“, begitu bunyi di handponku, dan akupun kembali  duduk di depan komputer, tidak main Aku kali ini, Aku masih berfikir dimana Mereka, kekhawatiranku mulai terasa sekarang.
………………

mau pindah kemana pak?” Pertanyaan penjual pulsa membuatku heran dan balik bertanya,

Pindah?………,siapa yang mau pindah?“tanyaku sambil mengeluarkan uang Seratus ribu untuk membayar pulsa.

tadi Saya liat Ibu membawa barang barang pake mobil pickupnya Pa RT”,
Mendengar perkataannya Jantungku langsung berdegup kencang, kaget, heran, aneh, takut, dan penuh dengan pertanyaan menjejal di pikiranku, kemana Istriku pergi?ada apa ini sebetulnya, Kenapa tidak bilang dulu, kenapa semuanya sangat mendadak.

ambil saja kembaliannya” kataku kepada penjual pulsa, yang hanya selang dua rumah dari rumahku, tanpa menghiraukan perkataan penjual pulsa Aku langsung menuju rumah setengah berlari.

Saat kulihat lemari dikamarku yang kosong, aku langsung berlari menuju kamar Ayuni dan Yuda, dan ternyata semuanya kosong, Tv juga ternyata tidak ada, mesin Cuci dan beberapa foto di dinding juga memang tidak berada di tempatnya, Aku baru sadar, sepertinya mereka serius kali ini, sepertinya mereka kesal kepadaku.”Atau hanya menggertak?”
Aku kembali duduk di depan komputer, karena nomor mereka ga ada yang aktif, Ayuni dan Istriku, “ah mungkin ini hanya gertakan saja
………….

Beuh!” sepuluh menit merenung disana, di depan komputer Aku melihat sesuatu, Aku baru sadar, ternyata kertas yang tadi tergeletak diantara monitor dan keyboard ini bukanlah kertas biasa, itu adalah amplop yang segera aku buka, ini pasti dari mereka. “kayak ABG aja pake surat suratan
Ada sesuatu yang terjatuh dari amplop itu, dan segera aku ambil, sesuatu yang bulat berwarna putih, sesuatu yang biasanya di pakai di jari manis istriku, sesuatu yang kuberikan dihari pernikahan kami.
Surat itu begitu pendek isinya, dengan jelas tertulis
URUS SEGERA SURAT PERCERAIAN KITA

4 comments:

  1. maen poker di pesbuk memang bikin lupa waktu. jadi ingat kegilaan ku dulu. nice post. sudah mengingatku.

    ReplyDelete
  2. siip sama sama ya..semoga kita tidak lupa waktu....hehehehe

    trima kasih ya sudah berkunjung salam kenal

    ReplyDelete
  3. muda mudahan kisah ini tidak nyata hehehheh

    ReplyDelete
  4. sayangnya ini adalah kisah Nyata
    hmmm

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar dengan sopan dan tidak Spam.... kalau tidak punya akun blogger silahkan pilih Name / URL isikan nama dan email juga bisa, atau kosongkan URL. Mohon maaf Live Link, langsung akan saya hapus.

.