Tahukah anda, untuk menuju tempat yang ada di foto di atas memerlukan 4 drum bahan bakar. Perjalanan pulang pergi menggunakan speed boat dari pusat pemerintahan kabupaten Raja Ampat ke daerah-daerah kepulauan yang terpisah lautan, lokasi-lokasi wisata yang terkenal itu memerlukan biaya hingga puluhan juta rupiah. Meski biaya tersebut sebetulnya bisa terasa lebih ringan jika dibagi untuk beberapa wisatawan, karena kapal yang digunakan berkapasitas penumpang lebih dari 20 orang, tetap saja pusat kabupaten Raja Ampat sepi wisatawan.
Beberapa hotel dari berbagai kelas yang ada di sekitar pusat pemerintahan kabupaten Raja Ampat terlihat lengang. “Hanya turis kurang modal dan tersesat saja yang biasanya datang kesini”, demikian kata Yanes satu dari pengelola penginapan yang saya temui. Menurutnya sebetulnya banyak turis asing yang masuk wilayah Raja Ampat, lokal maupun mancanegara. Tapi mereka biasanya langsung menuju titik wisata yang tersebar di beberapa pulau utama dan ratusan pulau lain di Raja Ampat. Mereka jarang singgah ke pusat kabupaten. Hingga penginapan/hotel yang tersedia di sana terlihat tidak semarak. Sebetulnya beberapa pemilik kapal ada yang bekerjasanma dengan pemilik hotel untuk menyediakan kapal murah.
Para pemandu biasanya langsung mengarahkan wisatawan ke pulau Waigeo, Batanta, Salawati dan Misool. Atau ke ratusan pulau lain yang memang keindahannya wajib dikunjungi. Beberapa titik kepulauan itu adalah bagian dari ” segi tiga terumbu karang dunia ” (triangel coral) yang meliputi juga pulau di Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste dan Australia. Wilayah ini memiliki habitat karang laut dan hutan bakau dengan keaneka ragaman hayati yang tinggi. Tercatat 537 jenis hewan karang laut, 699 jenis molusca (hewan lunak) dan 1.104 jenis ikan yang hidup di kepulauan raja Ampat. Hampir separuh jumlah jenis makhluk laut dunia.
Maka tidaklah mengherankan jika Raja Ampat amat populer di kalangan wisatawan seluruh dunia. Keindahan alamnya jadi fenomena yang selalu mengundang hasrat untuk berkunjung. Tapi pusat pemerintahan kabupaten tetap saja sepi. Wisatawan yang dibawa berbagai travel agent dari Bali atau Lombok itu menyebar ke distrik-distrik (kecamatan)di kabupaten Raja Ampat. Ada juga travel agent asing seperti dari Singapura, Thailand dan Malaysia yang membawa tamu-tamu mereka, hingga masyarakat distrik sudah sangat kenal dengan mata uang asing (umumnya USD). Mereka menyewakan rumah-rumah mereka sebagai penginapan dengan kisaran harga 500 ribu-1 juta/24 jam. Harga tersebut biasanya berlaku untuk penyewaan minimal 3 hari, akan lebih mahal jika kurang dari waktu tersebut.
Sebenarnya pemerintah pusat kabupaten raja Ampat telah mencoba untuk lebih mengenalkan pusat kabupaten dengan mengadakan festival dan visit Raja Ampat yang biasa dilaksanakan menjelang atau sesudah ulang tahun kabupaten Raja Ampat, pada 9 Mei. Kepanitiaan biasanya adalah dari berbagai dinas setempat. Festival sendiri berisi pertunjukan budaya yang dipadu dengan perjalanan mengunjungi daerah-daerah wisata Raja Ampat. Sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pusat kapubaten dan memberikan pelayanan terbaik pada wisatawan. Pada kesempatan ini biasanya ditawarkan harga wisata yang lebih murah yakni 250rb-1jt untuk berkeliling untuk 2 hari.
Bagi anda yang berminat berkunjung ke Raja Ampat silakan datang Mei 2012 ini. Siapkan cuti dan tabungan dan nikmati berbagi suguhan budaya khas Raja Ampat dan tentu keindahan alam bahari, surga yang ada di dunia itu.
infonya bermanfaat,,nice post
ReplyDelete