Setelah Perayaan Imlek, ada lagi sebuah tradisi warga tionghoa baik tu keturunan maupun warga yang memang lahir dan tinggal di Negeri Tirai Bambu itu. Adalah Singkawang yang merupakan kota berpenduduk warga Tionghoa terbesar di Indonesia biasa menjadi aslah satu ombjek wisata pada saat perayaan Cap Go Meh.
Cap Go Meh melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama (Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam). Ini berarti, masa perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama lima belas hari.
Perayaan Lima belas togel di Singkawang biasanya ditandai dengan arak-arakan naga, kilin, barongsai, dan para Tatung berkeliling kota. Tatung adalah orang yang menyediakan dirinya untuk dimasuki oleh salah satu dewa yang dikenal oleh masyarakat Tionghoa. Cap go meh dipercaya sudah dilaksanakan turun temurun sejak 200 tahun yang lalu.
Aura Mistis Cap Go Meh |
Para tatung berasal dari berbagai sinmiau (klenteng) yang tersebar di seluruh pelosok kota Singkawang, Sambas, Pemangkat, dan kota-kota atau desa-desa di sekitarnya. Pagi hari di hari ke 15 ini, para Tatung akan berkumpul untuk melakukan sembahyang kepada Langit di altar yang sudah disiapkan.
Perjalanan para Tatung ditandu dengan menggunakan tandu yang beralaskan pedang tajam atau paku tajam, sambil memamerkan kekebalan tubuhnya. Ada juga yang naik tangga pedang, biasanya terdiri dari 36 atau 72 pundak/tangga. Semakin bisa naik ke atas maka artinya semakin kuat juga ilmu Tatung tersebut. Kegiatan ini telah mulai dikembangkan sebagai objek pariwisata untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. (Wikipedia)
Uniknya dalam perayaan Cap Go Meh ini, budaya yang ditampilkan juga sudah di pengaruhi budaya lokal. Sehingga pakaian, tarian serta alat musik yang dipergunakan banyak yang mirip atau bahkan sama persis dengan pakaian Dayak.
Pakaian menyerupai adat Dayak |
looks fun! it's fun enough in my place tho
ReplyDelete